Senin, 29 Februari 2016

Peraturan Administrasi IPNU dan IPPNU

PETUNJUK PELAKSANAAN ADMINISTRASI
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA

BAB I
SURAT-SURAT

Pasal 1
Ukuran, Warna dan Jenis Kertas
1.       Ukuran kertas yang dipakai dalam surat menyurat IPPNU: 33 x 22 cm (folio) berat 80 gr.
2.       Warna putih.
3.       Jenis kertas: HVS.

Pasal 2
Kepala Surat
1.       Setiap surat dari PP, PW, PC, PAC dan PR, PKPT, PCI dan PK harus mempergunakan kepala surat.
2.       Kepala surat, letaknya di tengah alas berbentuk simetris berbentuk blok dengan huruf besar.
3.       Kepala surat dan amplop memuat:
a)       Lambang IPPNU dengan ukuran alas sama dengan tinggi 2,5cm.
b)       Tingkatan kepengurusan organisasi.
c)       Tulisan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatut Ulama (tidak disingkat).
d)       Nama wilayah kerja.
e)       Alamat sekretariat lengkap.
f)         Lambang IPPNU dicetak sesuai warnanya.
4.       KepaLa surat dicetak dengan warna dasar putih dan warna huruf hitam.
5.       Tulisan kepala surat terletak di sebelah kanan lambang, ditulis dengan huruf besar semua, kecuali alamat sekretariat dan dengan posisi simetris.

Pasal 3
Nomor, Lampiran dan Hal Surat
1.        Dibawah kepala surat (yang tidak tercetak) berturut-turut ditulis :
Nomor        :
Lampiran    :
Hal :
2.        Nomor surat adalah nomor unit pada buku agenda surat-surat keluar ditambah kode- kode yang khusus diper-gunakan dalam surat menyurat IPPNU dengan susunan dan urutan- urutan sebagai berikut : 1 / 2 / 3 / 4 / 5 / 6 / 7
Keterangan kolom
a)       Nomor unit keluar (agenda)
b)       Diisi dengan PP                   : untuk Pimpinan Pusat
·         Diisi dengan PW         : untuk Pimpinan Wilayah
·         Diisi dengan PC          : untuk Pimpinn Cabang
·         Diisi dengan PAC        : untuk Pimpinan Anak Cabang
·         Diisi dengan PR          : untuk Pimpinan Ranting
·         Diisi dengan PKPT     : untuk Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi
·         Diisi dengan PK           : untuk Pimpinan Komisariat
·         Diisi dengan PCI         : untuk Pimpinan Cabang Istimewa

3.       Diisi dengan kode indeks yang ketentuannya sebagai berikut :
Kode indeks umum :
A : untuk surat sekretariat
B : untuk surat-surat keuangan
C : untuk departemen-departemen

Kode indeks khusus :
SK                                                   : Surat Keputusan
SP                                                   : Surat Pengesahan
Sp                                                   : Surat pengangkatan/pemberhentian
SM                                                  : Surat Mandat
Ins. PP                                           : Instruksi Pimpinan Pusat
Ins. PW                                          : Instruksi Pimpinan Wilayah
Ins. PC                                           : Instruksi Pimpinan Cabang
Si. PP                                             : Siaran Pimpinan Pusat
Si. PW                                            : Siaran Pimpinan Wilayah
Si. PC                                             : Siaran Pimpinan Cabang
SR                                                  : Surat Rekomendasi
SPT                                                : Surat Pengantar

4.        Diisi dengan tahun kelahiran IPPNU, diambil dua angka terakhir dan" tahur Hijriyah dan Masehi.
5.        Diisi dengan periodesasi kepengurusan yang sedang berjalan dengan angka romawi.
6.        Diisi dengan bulan, menggunakan angka romawi.
7.        Diisi dengan tahun, diambil dua angka yang terakhir. Contoh : 005/ PP/ SK/7455/XII/III/02
8.        Lampiran diisi apabila beserta surat-surat tersebut disertakan surai-surat lain. Misalnya surat keterangan,riwayat hidup, laporan, notulen, statement dan lain sebagainya.
·         Jumlah lampiran cukup dlsebut dengan angka misalnya 2 atau 3.
·         Angka pada lampiran menunjukkan macam lampiran, bukan lebaran lembar.
·         Kalau jumlah ingin disebutkan, ditulis di dalam kurung, contoh : 2 (7). Artinya lampiran ada 2 (dua) macam dengan jumlah lembaran 7(tujuh).
9.        Pada HAL, ditutis isi pokok persoalan yang dibicarakan dalam surat yang akan dikirim, misalnya :
·         Laporan keuangan
·         Calon keluar negeri
·         Minta pengesahan
Tulisan mengenai pokok/ hall surat ini harus dimengerti oleh si alamat, tidak perlu terlalu panjang.




Pasal 4
Alamat dan Tujuan Surat
1.       Alamat adalah menunjukkan kepada siapa surat tersebut ditujukan dan harus ditulis dengan lengkap serta jelas kecuali yang bersifat massal.
2.       Surat-surat yang ditujukan kepada organisasi dalam lingkungan IPPNU cukup rnenggunakan kata-kata sopan "Yang Terhorrnat" (tidak disingkat) ditambah titik dua, dan kepada 'Yth' titik satu.
3.       Alamat dan tujuan terletak 3 (tiga) spasi lurus di bawah isi pokok/ hal

Pasal 5
Isi Surat
1.    Isi surat adalah uraian dari inti surat.
2.    Isi surat supaya dijaga tetap sopan dan hormat.
3.    Isi surat menggunakan bahasa yang jetas dan mudah dimengerti.
4.    Kalau menggunakan singkatan hendaknya dipakai singkatan yang lazim dipakai umum.

Pasal 6
Formasi Surat
1.       Isi surat keseluruhan berbentuk blok Stil.
2.       Penggunaan spasi disesuaikan dengan isi surat dan ukuran kertas secara proporsional.
3.       Kosongkan va bagian halaman muka surat sebelah kiri untuk tempat disposisi bagi si alamat.

Pasal 7
Pembuka dan Penutup Surat
1.       Kata pembuka untuk surat-surat IPPNU adalah:
-          Assalamu'alaikum Wr. Wb.
-          Bismillahirrahmanirrahim.
2.       Kata penutupnya adalah:
-          Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thariq
-          Wassalamu'ataikum Wr. Wb.
3.       Ketentuan ayat 1 dan 2 dipakai untuk surat-surat umum IPPNU, kecuali SK, Instruksi, Pengesahan dan mandat.
4.       Kata pembuka dan penutup terletak di garis alinea.

Pasal 8
Tanggal Surat
1.       Tangggal surat ditulis di sebelah kanan bawah.
2.       Tanggal surat didahului oleh nama kota (kedudukan kantor organisasi).
3.       Surat-surat dalam organisasi IPPNU harus memuat tanggal bulan, tahun Hijriyah dan Masehi. Contoh :

Jakarta, 13 Muharram 1423 H
27 Maret        2003 M


Pasal 9
Pengiriman dan Tanda tangan
1.       Setiap surat harus menyebut dengan jelas lembaga yang mengirim beserta penanggungjawabnya sesuai dengan tingkat kepengurusan di wilayah kerja masing-masing dan ditutis dengan huruf kapital.
2.       Penanggungjawab adalah Ketua dan Sekretaris: Ketua ditulis sebelah kiri dan sekretaris ditulis sebelah kanan, masing-masing dengan huruf besar dan diberi gasris bawaah tanpa tanda kurung.
3.       Tingkatan-tingkatan pejabat organisasi harus ditulis dengan angka romawi, bukan dengan huruf, misalnya: Ketua I, Sekretaris II, dan sebagainya.
4.       Nama yang menjabat hendaknya ditulis di atas nama jabatan bukan sebaliknya dan penulisan tingkatan organisasi (PP, PW, PC, PAC, PR, PKPT, PK dan PCI ) situlis dengan huruf kapital dan terletak di tengah-tengah.
5.       Penulisan nama-nama tingkatan organisasi ditulis dengan huruf kapital dan terletak di tengah.

Contoh:
PIMPINAN CABANG
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA
KOTA MEDAN

                            HANUM                                                                    NUR HASANAH
                               Ketua                                                                              Sekretaris

6.       Dalam setiap pengiriman surat dan penandatangnan surat harus mempergunakan stempel organisasi yang disahkan.
7.       Stempel dibubuhkan pada ruang antara nama dan jabatan sekretaris, dengan menutup sebagian dari tanda tangan sebelah kiri sekretaris dan berlaku bagi semua jenis surat IPPNU.

BAB II
SIFAT-SIFAT SURAT

Pasal 10
Peraturan
1.       Peratauran adalah surat yang berisi tentang sifat, tujuan dan aturan-aturan organisasi dan merupakan legitiminasi ketentuan hokum tertinggi yang harus ditaati oleh IPPNU.
2.       Peraturan IPPNU terdiri dari 4 (empat) macam, yaitu:
·         Peraturan Dasar dan Rumah Tangga adalah peraturan dasar yang diputuskan Kongres dan isinya memuat sifat, tujuan serta aturan-aturan organisasi dan mempunyai kedudukan hukum tertinggi di IPPNU.
·         Peraturan Pimpinan Pusat disingkat Per. PP adalah peraturan yang diputuskan di Konferensi Besar dan Isinya memuat hal-hal yang prinsip tetapi belum diatur dalam PD PRT dan kedudukan hukumnya setingkat di bawah PD PRT.
·         Peraturan Pimpinan Wilayah disingkat Per. PW adalah peraturan yang diputuskan di konferensi wilayah atau konferensi kerja wilayah yang isinya memuat tentang ketentuan- ketentuan prinsip organisasi yang bersifat regional dan belum diatur dalam PD PRT maupun Per. PP dengan kedudukan hukumnya setingkat di bawah Per. PP.
·         Peraturan Pimpinan Cabang disingkat Per. PC adalah peraturan yang diputuskan di konferensi cabang atau konferensi kerja cabang yang isinya memuat tentang ketentuan- ketentuan prinsip organisasi yang bersifat sub-regional dan belum diatur dalam Per. PP dan Per. PW dengan kedudukan hukumnya setingkat di bawah Per. PW.

Pasal 11
Keputusan
1.       Keputusan adalah surat yang isinya memuat tentang :
·                 Pengangkatan penunjukan untuk sesuatu serta pengangkatan, pernberhentian personil dan organ-organ dalam lingkungan organisasi.
·                 Pengesahan kepengurusan di tiap tingkatan organisasi.
·                 Penetapan hasil keputusan persidangan-persidangan. Contoh :
a)       Pengesahan Pimpman Wilayah atau Cabang.
b)       Keluar masuknya IPPNU datam suatu lembaga federasi.
c)       Menentukan tempat ditaksanakannya suatu kegiatan besar (Kongres, Konbes, Konferwil dll).
d)       Pembekuan wilayah.
2.       Kedudukan hukum keputusan bersifat sementara selama periode tertentu dan tidak seketat peraturan.
3.       Keputusan IPPNU terdiri atas 6 (enam) macam :
·                 Keputusan Pimpinan Pusat disingkat KPP.
·                 Keputusan Pimpinan Wilayah disingkat KPW.
·                 Keputusan Pimpinan Cabang disingkat KPC
·                 Keputusan Pimpman Anak Cabang disingkat KPAC.
·                 Keputusan Pirr.pinang Ranting disingkat KPR.
·                 Keputusan Pimpman Komisariat Perguruan Tinggi disingkat KPKPT
·                 Keputusan Pimpinan Komisariat disingkat KPK.
·                 Keputusan Pimpman Cabang Istimewa disingkat KPCI



Pasal 12
Instruksi
1.       Instruksi adalah :
·                 Surat perintah untuk menjatankan hasil keputusan, peraturan atau hasil-hasil rapat.
·                 Perintah untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dari yang lebih tinggi jabatan/ kedudukannya kepada orang/ badan/ lembaga yang lebih rendah jabatan/ kedudukannya disertai dengan petujuk pelaksanaannya serta petunjuk teknisnya. Contoh:
a)       Instruksi pendataan anggota yang disertai dengan tata cara rnengisi formulir isiannya dan pengirimannya.
b)       Instruksi untuk mengadakan konferensi.
2.       Instruksi terdiri dari 3 (tiga) macam:
·         Instruksi Pimpinan Pusat disingkat Ins. PP.
·         Instruksi Pimpinan Wilayah disingkat Ins. PW.
·         Instruksi Pimpinan Cabang disingkat Ins. PC.

Pasal 13
Siaran
1.       Siaran adalah :
·                 Penjelasan secara tertulis sebagai pernyataan resmi organisasi.
·                 Dipergunakan untuk memberikan penjelasan tentang suatu peristiwa baik yang bersifat umum maupun khusus untuk dipelajari atau didiskusikan oleh pimpinan pimpinan IPPNU di seluruh Indonesia.
·                 Penjelasan yang sifatnya menegaskan sikap kemandirian organisasi IPPNU terhadap sesuatu sebagaimana point sebelumnya.
·                 Penjelasan yang sebaiknya diinformasikan melalui media massa dengan tembusan kepada badan/ lembaga/orang dari yang lebih tinggi jabatan atau kedudukannya kepada yang lebih rendah jabatan atau kedudukannya sesuai dengan isi pokok surat.
Contoh:
a)       Siaran tentang sikap PP IPPNU terhadap politik praktis dengan tembusan ke PBNU, PWNU, PW, PC serta Menpora.
b)       Siaran tentang pengiriman belajar ke luar negeri.
2.       Siaran berhak dinyatakan oleh 3 (tiga) tingkatan organisasi IPPNU yaitu:
·         Siaran Pimpinan Pusat disingkat Si. PP
·         Siaran Pimpinan Wilayah disingkat Si. PW
·         Siaran Pimpinan Cabang disingkat Si. PC

BAB III
JENIS-JENIS SURAT

Pasal 14
Surat Keputusan
1.       Surat Keputusan mempunyai bentuk tertentu dengan pembukaan resmi tertulis :Bismittahirrahmaanirrahiim.
2.       Surat Keputusan memuat "(tiga) bagian, sebagai berikut :
·         Konsideran; menimbang, mengingat, memperhatikan.
·         Diktum : Isi keputusan.
·         Alamat/ tujuan surat
Penjelasan:
Konsideran terdiri :
·                 Menimbang     : yaitu pertimbangan-pertimbangan dan dorongan hal-hal yang menyebabkan mengapa petnyataan/ keputusan dikeluarkan.
·                 Mengingat :   yaitu peraturan-peraturan, ketentuan-ketentuan yang telah ada yang menguatkan dan menjadi dasar dikeluarkannya keputusan.
·                 Memperhatikan  :  saran-saran  dan  atau  Surat Permohonan dari PW, PC, dan pihak lain. Diktum memuat rumusan keputusan pokok/ isi yang merupakan bagian terpenting dari surat keputusan.

Alamatterdiri:
·                 Tulisan nama orang/ instansi/ lembaga di mana surat keputusan tersebut ditujukan.
·                 Domisili atau tempat orang/ instansi/ lembaga yang diletakkan di bagian bawah sebetah kiri surat.
·                 Urutan penyebutan dimulai dari orang/ badan/ lembaga yang lebih tinggi.

Pasal 15
Surat Permohonan Pengesahan
1.       Surat permohonan pengesahan mempunyai bentuk tersendiri.
2.       Surat permohonan disampaikan oleh semua tingkatan kepengurusan yang baru saja terbentuk setelah selesainya konferensi/rapat anggota kepada yang berwenang guna mendapatkan pengesahan atas kepengurusannya sesuai masing-masing tingkatan.
3.       Untuk PP Permohonan Pengesahan (SP) ditujukan kepada PBNU.
4.       Untuk PW, permohonan pengesahan ditujukan kepada PP dengan rekomendasi PWNU.
5.       Untuk PC, permohonan pengesahan ditujukan kepada Pimpinan Pusat dengan rekomendasi dari PW dan tembusan ke PCNU.
6.       Untuk PAC, permohonan pengesahan ditujukan kepada PC, dengan tembusan ke MWC NU.
7.       Untuk PR dan atau PK Sekolah / Pondok Pesantren, permohonan pengesahan ditujukan kopada PC dengan tembusan PAC, PRNU dan atau kepala sekolah, madrasah/ pimpinan pondok pesantren.
8.       Untuk PK. Perguruan Tinggi Permohonan Pengesahan (SP) diajukan ke PC dengan tembusan lembaga Perguruan Tinggi /PC NU setempat.
9.       Untuk PCI Permohonan Pengesahan (SP) kepada PP dengan tembusan PCI NU setempat.
10.    Dalam surat permohonan harus disertai dengan lampiran berita acara konferensi/ rapat anggota dan susunan pengurus lengkap sesuai dengan masing-masing tingkatan.

Pasal 16
Surat Pengesahan
2.       Surat pengesahan mempunyai bentuk tersendiri.
3.       Surat pengesahan adalah pengesahan berdirinya/ reformasi pimpinan: pengurus wilayah, cabang, anakcabang, ranting dan komisariat.
4.       Yang berhak dan berkewajiban rnengetuarkan surat pergesahan adalah :
·         Pimpinan Pusat (PP), sesuai dengan Bab I pasal 5 bagian A PPOA ini.
·         Pimpinan Cabang (PC), sesuai dengan Bab VII pasal 56 bagian A PPOA ini. A.   
5.       Surat pengesahan memuat 3 (tiga) bagian :
·                 Konsideran
·                 Diktum
·                 Alamat
penjelasannya sesuai dengan pasal 14 Bab ini.

Pasal 17
Surat Pengangkatan dan Pemberhentian
1.       Surat pengangkatan dan surat pemberhentian mempunyai bentuk tersendiri.
2.       Surat Pengangkatan dibuat oleh Ketua dan Sekretaris untuk mengangkat fungsionaris dalam melengkapi kepengurusan setelah melalui Rapat Marian.
3.       Surat pemberhentian dibuat oleh ketua dan sekretaris setelah mengadakan musyawarah Badan Marian untuk memberhentikan personalia pengurus, karena sebab-sebab tertentu.

Pasal 18
Surat Rekomendasi
1.       Surat rekomendasi adalah surat persetujuan secara formal yang dikeluarkan oleh organisasi yang berwenang terhadap hasil keputusan secara musyawarah.
2.       Surat rekomendasi bisa berarti surat usulan yang diajukan oleh tingkatan kepengurusan yang lebih rendah kepada kepengurusan setingkat di atasnya dan atau organisasi induk (Nahdlatul 'Ularna) dan atau nevennya.
3.       Untuk   rekomendasi   pengesahan   pengurus   baru, kewenangan pembuatannya diserahkan kepada :
·         Pimpinan Wilayah (PW),
·         Pimpinan Anak Cabang (PAC).
4.       Rekomendasi PW diberikan, setelah PW menerima surat permohonan rekomendasi bersama tembusan surat permohonan pengesahan pimpinan cabang yang bersangkutan.
5.       Rekomendasi PW dialamatkan kepada PP dan PC IPPNU yang bersangkutan, dengan tembusan PWNU dan PCNU yang bersangkutan.
6.       Rekomendasi PAC diberikan setelah PAC menerima surat permohonan rekomendasi dan tembusan surat permohonan pengesahan dari PR/ PK yang bersangkutan.
7.       Rekomendasi PAC dialamatkan kepada PC dan PR/ PK yang bersangkutan dengan tembusan pengurus MWC NU dan pengurus Ranting NU/ kepala sekolah/ madrasah/ Pimpinan pondok pesantren yang bersangkutan.
8.       Surat rekomendasi ini merupakan pengesahan sementara kepada pimpinan cabang atau pimpinan ranting/ komi-sariat, sampai dengan turunnya surat pengesahan dari PP atau PC.
9.       Untuk rekomendasi umum (ayat 2) diserahkan kepada kebijaksanaan masing- rnasing tingkat kepengurusan. Contoh: rekomendasi perubahan PD PRT untuk Kongres yang akan datang.

Pasal 19
Surat Kuasa
1.       Surat kuasa mempunyai bentuk tersendiri.
2.       Surat kuasa adalah surat pemberian hak dari seseorang/ badan kepada orang/ lembaga lain.
3.       Surat kuasa harus disebut dengan jelas nama, tanda tangan dan atau setempel orang/ tembaga yang memberi kuasa.
4.       Dalam surat kuasa harus disebut dengan jelas nama, jabatan dan atau alamat yang diberi kuasa.
5.       Surat kuasa harus menyebut dengan jelas maksud pemberian kuasa tersebut.
6.       Surat kuasa harus menyebut sejak kapan mulai dan berakhirnya masa berlakunya surat kuasa tersebut.

Pasal 20
Surat Mandat
1.       Surat mandat adalah surat pemberian kuasa organisasi/ seseorang kepada orang lain.
2.       Surat mandat harus disebut dengan jelas nama dan tanda tangan yang memberi mandat.
3.       Dalam surat mandat harus disebut dengan jelas nama, jabatan, pekerjaan dan tanda tangan yang diberi mandat.
4.       Surat mandat harus disebutkan dengan jelas maksud pemberian mandat.
5.       Setiap jenis kegiatan yang mempunyai bobot dan/atau tingkatan formal organisasi penyelenggara, harus disertakan syarat membawa surat mandat ataupun tidak disebutkan secara formal.
6.       Surat mandat diberikan kapada penyelenggara kegiatan, untuk membuktikan pelimpahan wewenang pada ringkat kepengurusan tertentu
7.       Surat mandat harus menyebutkan sejak kapan mulai dan akhir masa berlakunya surat mandat.
8.       Setelah mandat itu betul-betul dilaksanakan, yang diberi wewenang harus melaporkan secara tertulis.

Pasal 21
Salinan
1.       Surat salinan adalah surat yang diturun/ disalin dan harus persis sama dengan aslinya.
2.       Pada sudut atas surat salinan (sebelah kin) harus ditulis "salinan" atau "turunan".
3.       Di bawah surat salinan tersebut harus ditulis: Disalin/ diturun oleh (nama terang dan ditanda tangani) sesuai dengan aslinya.
4.       Surat fotokopi nilainya sama dengan surat salinan.

Pasal 22
Tembusan/Tindasan
1.       Tembusan/ tindasan bukanlah surat turunan.
2.       Tembusan/ tindasan diketik bersama-sama dengan surat asli dengan memakai karbon atau difoto kopi.
3.       Tembusan/ tindasan haras ditanda tangani seperti yang asli, untuk meyakini bahwa surat tembusan tersebut sama dengan asli.
4.       Surat tembusan juga harus distempel.
5.       Untuk lebih menjelaskan bahwa surat tersebut adalah surat tembusan, dapat juga dipakaf stempel "tembusan" atau "tindasan".
6.       Setiap surat keluar harus ada tembusannya dan dikirim sesuai dengan alamat yang dicantumkan di bagian bawah kiri surat.

Pasal 23
Laporan
1.        Laporan adalah suatu pemberitahuan resmi yang berupa pertanggungjawaban terhadap yang berwenang atas pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan kepada seseorang/ lembaga.
2.        PP rnembuat laporan kepada PBNU setiap semester.
3.        PW berkewajiban memberi laporan kegiatan kepada PP setahun sekali.
4.        PC berkewajiban memberi laporan kepada PW setahun sekali.
5.        PAC, PR, PK berkewajiban memberi laporan kepada PC setiap semester.
6.        Laporan memuat 4 (empat) bagian sbb :
Bagian / memuat :

·         Nama pimpinan IPPNU (PP, PW dst).
·         Tanggal, bulan dan tahun pengesahannya oleh PP.
·         Tanggal, bulan dan tahun pengesahannya oleh PP untuk PW, oleh PW untuk PC.
·         Jumlah wilayah/ kekuasaan yang dibawah Alamat sekretariat.
Bagian // memuat kegiatan-kegiatarn keluar maupun ke dalam.
Sag/an /// memuat kesulitan-kesulitan atau hambatan yang dihadapi.
Bag/an IV memuat saran-saran kepada yang diberi laporan.

Pasal 24
Permohonan Tanda Anggota
1.       Tanda anggota hanya dikeluarkan oleh PC dan PCI.
2.       Yang berhak mengajukan permohonan tanda anggota hanya PAC/PR/PKPT/PK.
3.       Tanda anggota yang habis masa berlakunya harus dikembalikan kepadu PC untuk digantikan yang baru, dengan membayar uang tanda anggota, tanpa uang pangkal.
4.       Tanda anggota berlaku selama periode kepangurusan PC.
5.       Ketentuan selanjutnya mengenai permohonan tanda anggota akan ditentukan oleh PP.

BAB IV
PERANGKAT ADMINTSTRAS1

Pasal 25
Notulen
1.       Notulen bukan surat, tetapi suatu catatan singkat tentang pembicaraan, uraian, ceramah, rapat, perdebatan dan lain-lain yang dimaksudkan untuk menjadi peringatan-peringatan atau bahan bagi langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya.
2.       Isi notulen yang terpenting adalah :
·         Tempat kejadian.
·         Waktu mulai dan berakhir.
·         Jumlah dan nama-nama serta tanda tangan (bagi yang hadir) peserta/ anggota rapat.
·         Nama dan jabatan pembuat notulen.
·         Nama dan jabatan yang memimpin.
·         Kesimpulan dari setiap pembicaraan.
·         Keputusan yang diambil.

Pasal 26
Ekspedisi
1.        Ekspedisi adalah keseluruhan pengiriman dalam hal surat-surat, alat-alat perlengkapan organisasi IPPNU yang dikirirn baik melalui pos atau kurir.
2.        Buku ekspedisi sebagai tanda bukti bahwa kiriman-kiriman itu benar-benar telah diterima oleh yang bersangkutan.
3.        Buku ekspedisi/ pengiriman untuk surat-surat yang melalui pos atau kurir mempunyai bentuk sbb: 1 / 2 3 / 4 / 5 / 6 / 7.
Penjelasan
Kolom 1: Nomor urut.
Kolom 2: Dikirim kepada siapa.
Kolom 3: Isi ringkas,
Kolom 4: Tanggal pengiriman.
Kolom 5: Tanggal dan nomor surat yang dikirim.
Kolom 6: Lampiran
Kolom 7: Tanda tangan penerima/tera pos.

Pasal 27
Arsip/ Penyirnpanan
1.       Arsip adalah kumpulan-kumpulan yang terjada karena pekerjaan aksi, transaksi, tindak tanduk dokumentasi yang disimpan sehingga pada tiap saat dibutuhkan dapat disiap-kan untuk melaksanakan tindakan-tindakan selanjutnya (diambil dari seminar dokumentasi dan arsip departemen-departemen tahun 1954 di Jakarta).
2.       Kegunaan arsip:
·         Untuk pembuktian
·         Untuk korespondensi
·         Untuk penyusunan sejarah
·         Untuk statistik
·         Untuk publikasi
·         dan lain-lain
3.       Arsip surat keluar.
·                 Untuk surat-surat keluar PP, PW, PC, PAC dan PR/ PK supaya menyediakan brief ordner/map, untuk menyimpan seluruh surat-surat keluar.
·                 Surat-surat yang diarsipkan disusun dengan nomor urut.
·                 Dalam mengarsipkan hendaknya dipisahkan antara tahun yang satu dengan tahun yang lain.
·                 Untuk surat-surat keluar bersama IPPNU-IPNU diarsipkan dalam map tersendiri.

PP harus mempunyai sekurang-kurangnya 5(lima) buah map surat-surat keluar:
1.    Untuk surat-surat pengesahan PW dari PC.
2.    Untuk surat-surat peraturan, keputusan, instruksi dan siaran PP.
3.    Untuk surat-surat kepada PBNU dan neven-nevennya serta badan otonom.
4.    Untuk surat-surat kepada instansi, organisasi akstern.
5.    Untuk surat-surat umum.

PW harus mempunyai sekurang-kurangnya 5 (lima) buah map surat-surat keluar :
1.    Untuk surat-surat rekomendasi PC.
2.    Untuk surat-surai peraturan, keputusan, instruksi dan siaran PW.
3.    Untuk surat-surat kepada PW NU dan neven-nevennya serta badanotonom.
4.    Untuk surat-surat kepada instansi, organisasi ekstern.
5.    Untuk surat-surat umum.

PC/PCI harus mempunyai sekurang-kurangnya 5(lima) buah map surat-surat keluar :
1.    Untuk surat-surat pengesahan PAC, PR. PK.
2.    Untuk surat-surat peraturan, keputusan, instruksi dan siaran PC.
3.    Untuk surat-surat kepada PCNU dan neven-nevennya serta badan otonom.
4.    Untuk surat-surat kepada instansi, organisasi ekstern.
5.    Untuk surat-surat umum.

PAC harus mempunyai sekurang-kurangnya 5(lima) buah map surat-surat keluar :
1.    Untuk surat-surat rekomendasi PR dan PK.
2.    Untuk surat-surat keputusan PAC.
3.    Untuk surat-surat kepada MWC NU dan neven-nevennya serta badan otonom.
4.    Untuk surat surat kepada instansi, organisasi ekstam.
5.    Untuk surat-surat umum.

PR/ PK/PKPT harus mempunyai sekuiang-kurangnya 4 (empat) buah surat-surat keluar :
1.          Untuk surat-surat keputusan PR/ PK.
2.          Untuk surat-surat kepada NU dan neven-nevennya, badan otonom NU, Kepala sekolah/ madrasah dan pimpinan pondok pesantren dan Perguruan Tinggi.
3.          Untuk surat-surat kepada instansi, organisasi ekstern.
4.          Untuk surat-surat umum.
5.          Arsip surat masuk.

PP harus mempunyai sekurang-kurangnya 8 (delapan) buah map surat-surat masuk :
1.    Untuk surat-surat permohonan pengesahan dari PW dan PC.
2.    Untuk surat-surat intern organisasi IPPNU (selain permohonan pengesahan).
3.    Untuk surat-surat NU dan neven-nevennya serta badan otonom.
4.    Untuk surat-surat ekstem organisasi.
5.    Untuk surat-surat bersama IPPNU-IPNU intern dari PW/ PC.
6.    Untuk surat-surat bersama IPPNU-IPNU dari NU dan neven serta badan otonom.
7.    Untuk surat-surat bersama IPPNU-IPNU dan organisasi ekstern.
8.    Map khusus formulir keanggotaan.

PW harus menyediakan sekurang-kurangnya 6 (enam) buah map :
1.    Untuk surat-surat dari PP.
2.    Untuk   surat-surat   permohonan    rekomendasi kepengurusan PC.
3.    Untuk surat-surat dari PC dalam wilayahnya (selain permohonan rekomendasi).
4.    Untuk surat-surat dari PW NU dan neven-nevennya serta badan otonom.
5.    Untuk surat-surat dari orang/lembaga/organisasi ekstern.
6.    Map khusus data anggota.

PC/PCI haras menyediakan sekurang-kurangnya 8 (delapan) buah map :
1.    Untuk surat-surat dari PP.
2.    Untuk surat-surat dari PW.
3.    Untuk surat-surat permohonan pengesahan dari PAC/ PP/ PK.
4.    Untuk surat-surat dari PAC, PR/ PK (selain permohonan pengesahan).
5.    Untuk surat-surat dari PC NU dan neven-nevennya serta badan otonom.
6.    Untuk surat-surat dari orang/ lembaga/ organisasi ekstern.
7.   Map khusus data anggota.
PA C harus menyediakan sekurang-kurangnya 6 (enam) buah map :
1.    Untuk surat-surat dari PC.
2.    Untuk   surat-surat   permohonan   rekomendasi pengesahan dari PR/PK.
3.    Untuk surat-surat dari PR/ PK {selain rekomendasi).
4.    Untuk surat-surat dari MWC NU dan neven-nevennya serta badan otonom.
5.    Untuk surat-surat dari orang/ lembaga/ organisasi ekstern.
6.    Map khusus data anggota.

PR/PK/PKPT harus menyediakan sekarang-kurangnya 5 (lima) buah map :
1.    Untuk surat-surat dari PC (termasuk surat pengesahan).
2.    Untuk surat-surat dari PAC.
3.    Untuk surat-surat dari NU dan neven-nevennya serta badan otonom.
4.    Untuk surat-surat dari orang/ lembaga/ organisasi ekstern.
5.    Map khusus data anggota.



Pasal 28
Cap Agenda
1.       Tiap agenda berbentuk empat persegi panjang.
2.       Setiap penerima surat harus dicap dengan cap agenda, dan ruangan cap agenda diisi dengan:
·         Nomor urut buku agenda surat masuk.
·         Tanggal kapan surat masuk, dibuka.
·         Tanggal kapan surat tersebut dibalas.
·         Nomor urut dalam buku agenda surat keluar.

Pasal 29
Buku Agenda
1.       PW, PC, PAC, PR, PKPT, PK dan PCI harus mempunyai 2 (dua) buah buku agenda surat masuk dan surat keluar.
2.       Kolom surat masuk :
kolom a      : untuk nomor urut
kolom b      : untuk nomor indeks surat
kolom c      : untuk pengirim surat
kolom d      : untuk isi/ pokok surat
kolom e      : untuk tanggal surat diterima
kolom f       : untuk nomor surat yang diterima
kolom g      : untuk catatan perhatian

3.       Kolom surat keluar:
kolom a      : untuk nomor urut surat yang tertera pada nomor surat yang dikirim.
kolom b      : untuk nomor indeks.
kolom c      : untuk penerima surat/alamat yang dikirim.
kolom d      : untuk isi/pokok surat yang dibuat.
kolom e      : untuk tanggal (yang ada dalam) surat.
kolom f       : untuk keterangan, untuk catatan sekretaris.

Pasat 30
Daftar Anggota (stamboek)
1.       Setiap PC, PAC, PR, PKPT, PK atau PCI di samping buku-buku yang lain, harus mempunyai buku daftar anggota (stamboek anggota).
2.       Kolom-kolom buku daftar anggota sebagai berikut:
kolom a      : nomor urut (PC/ PAC/ PR/ PKPT/PK/PCI).
kolom b      : nomor PP sesuai dengan nomor tanda anggota.
kolom c      : nama anggota.
kolom d      : pendidikan.
kolom e      : alamat tempat tinggal.
kolom f       : tanggal masuk.
kolom g      :   keterangan (misalnya untuk keterangan kapan menerima tanda anggota, kapan diperba harui dll).



Pasal 31
Daftar Inventaris
1.       Setiap PP, PW, PAC, PAC, PR, PKPT, PK dan PCI harus memiliki buku daftar inventaris untuk mencatat barang-barang milik organisasi yang ada.
2.       Kolom-kolom buku inventaris sebagai berikut:
kolom a      : nomor unit barang.
kolom b      : nomor satuan/ jenis barang.
kolom c      : jumlah barang
kolom d      : asal barang
kolom e      : harga barang (Kalau didapat dari membeli).
kolom f       : tanggal mulai dipakai.
kolom g      : tanggal tidak dipakai lagi
kolom h      : keterangan (untuk mencatat, misalnya ada penambahan barang baru yang sejenis).

Pasal 32
Disposisi Rep dan Dep
1.       Disposisi adalah petunjuk/catatan keterangan tentang penyelesaian suatu surat masuk yang diajukan kepada pimpinan secara tertulis.
2.       Disposisi ini ditulis di halaman surat bagian kiri yang telah dikosongkan 1/4 bagian.
3.       Yang memberi disposisi hendaknya memberi paraf dan tanggal membuat disposisi.
4.       Disposisi hendaknya dibuat secara singkat dan jelas bagi yang melaksanakannya.
5.       Jika disposisi memerlukan kalimat agak panjang dapat dibuat di kertas lain kemudian ditempel pada surat tadi.
6.       Disposisi Rep. merupakan singkatan dari Reproductie atau DAL (Diajukan Lagi) adalah diajukan lagi suatu tanda yang diberi oleh pimpinan yang maksudnya surat-surat tersebut perlu dijawab tetapi belum dapat dikerjakan segera (ditangguhkan). Surat jenis ini hendaknya disimpan dalam satu map khusus yang dikenal dengan istilah "kleper".
7.       Disposisi Dep. merupakan singkatan dari Godeponserd, adalah tanda sebagaimana ayat (f) yang maksudnya surat-surat tersebut tak perlu dijawab atau diselesaikan, sehingga sudah dapat dfsimpan dalam map dep.

BAB V
SURAT BERSAMA

Pasal 33
U m u m
1.        Yang dimaksud dengan surat bersama adalah surat yang dikeluarkan atas nama IPPNU dengan Banom NU atau OKP.
2.        Surat bersama dapat dibuat apabila isi surat tersebut menyangkut kepentingan bersama.
3.        Surat bersama cukup ditandatangani oleh salah satu unsur pimpinan harian IPPNU yang ditunjuk dan salah satu unsur pjmpinan harian Badan Otonom NU atau OKP yang ditunjuk berikut stempel yang bersangkutan.

Pasal 34
Kode Surat bersama
Surat bersama memuat kolom-kolom a/ b/ c/ d/ e.
Penjelasan :
kolom a          : nomor urut surat keluar bersama.
kolom b          : tingkatan organisasi.
kolom c          : tulis IPPNU - Banom NU/OKP.
kolom d          : bulan pengetuaran surat bersama.
kolom e          : dua angka terakhir tahun yang sedang berjalan.
Contoh           : 07 / PC/ IPPNU-Banom NU,OKP/ III/02

Pasal 35
Kepala Surat Bersama
1.       Bila tidak memiliki kop bersama, dapat mempergunakan salah satu dari kop surat tercetak yang dimiliki 1PPNU/ Banom NU/OKP.
2.       Apabila kop surat bersama tidak tercetak, maka kop tulisan (PPNU-Banom NU/OKP tidak disingkat sebagaimana pembuatan Kop surat tercetak,
3.       Kop penutup surat dapat disingkat dalam satu jajaran baris. Contort: Pimpinan Cabang IPPNU- Banom NU/OKP. Bandung.

BAB VI
STEMPEL ORGANISASI

Pasal 36
Bentuk dan Pembuatannya
1.       Stempel organisasi berbentuk bulat telur (oval) dengan tutisan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul 'Ulama. Di tengahnya terdapat lambang IPPNU dan tingkatan organisasi melingkar di bawah lambang dengan tiga garis di samping kin dan kanan lambang.
2.       Warna tinta stempel adalah hijau.
3.       Pembuatnya dapat dilakukan oleh pimpinan organisasi di semua tingkatan dengan ketentuan sesuai dengan contoh yang ada diberi tanda daerahnya.

BAB VII
PAPAN NAMA

Pasal 37
Bentuk, Ukuran dan Warna
1.       Bentuk papan nama (name board) untuk PP, PW, PC, PAC, PR,PKPT,PK dan PCI mempunyai bentuk yang sama, yaitu empat persegi panjang.
2.       Ukuran :
·                 Untuk PP berukuran 200 x 150 cm;
·                 Untuk PW berukuran 160 x 80 cm;
·                 Untuk PC, PAC, PR,PKPT,PKdan PCI berukuran 140x70 cm (skala2:1).
3.    Warna :
·                 Warna dasar hijau muda.
·                 Warna huruf, putih.
·                 Warna garis tepi, kuning.
Di sudut sebelah atas tercantum lencana IPPNU menurut warna lencana.




Pasal 38
Penulisan
Penulisan IPPNU dalam lambang memakai lima titik di antara huruf-hurufnya dan ditulis dengan huruf besar. Sedangkan penulisan IPPNU di luar lambang tanpa titik dengan huruf besar semua.

Ditetapkan di    : Medan
Pada tanggal    : 21 Agustus 2005

PIMPINAN SIDANG KOMISI A
KONFERENSI BESAR (KONBES) IPPNU



                    NADHOMAH ALFIAH                                                         M A R I N I
                                 K e t u a                                                                        Sekretaris




BAGIAN  ALAT-ALAT PERLENGKAPAN

BAB I
LAMBANG ORGANISASI

Pasal 1
Bentuk dan Isi
1.          Lambang organisasi berbentuk segitiga sama kaki dengan ukuran atas sama dengan tinggi.
2.          Warna dasar hijau, dikelHingi garis warna kuning yang kedua tepinya diapit oleh warna putih.
3.          Isi lambang.
4.          Bintang sembilan, yang sebuah besar terletak diatas.
5.          Empat buah menurun di sisi kiri dan empat buah lainnya menurun di sisi kanan dan berwarna kuning.
6.          Dua kitab dan dua bulu angsa bersilang warna putih serta dua bunga melati putih di kedua ujung bawah lambang.
7.          Tulisan IPPNU dengan lima titik di antaranya, tertulis di bawah bulu dan berwarna putih.

Pasal 2
Arti Lambang Organisasi
1.       Warna hijau : kebenaran, kesuburan serta dinamis.
2.       Wama putih : kesucian kejernihan serta kebersihan.
3.       Warna kuning : hikmah yang tinggi/ kejayaan.
4.       Segitiga : Iman, Islam dan Ihsan.
5.       Dua buah garis tepi mengapit warna kuning: dua kalimat syahadat
6.       Sembilan bintang: keluarga Nahdlatul 'Ulama, yang diartikan
7.       Satu bintang besar paling atas: Nabi Muhammad SAW.
8.       Empat bintang disebelah kanan: empat sahabat Nabi (Abu Bakar as, Umar Ibn Khatab as, Usman Ibn Affan as dan Ali Ibn Abi Thalib as).
9.       Empat bintang disebelah kin: empat madzhab yang diikuti (Maliki, Hanafi, Syafi'i dan Hambali).
10.    Dua kitab : Al-Qur'an dan Hadits
11.    Dua bulu bersilang: aktif menulis dan membaca untuk menambah wacana berfikir,
12.    Dua bunga melati: perempuan yang dengan kebersihan pikiran dan kesucian hatinya memadukan dua unsur Hmu pengetahuan umum dan agama.
13.    Lima titik di antara tulisan I.P.P.N.U.: rukun Islam

Pasal 3
Vandel Organisasi
1.       Berbentuk perisai. Warna dasar hijau muda dengan lambaag organisasi di tengahnya, menurut warna lambang, berukuran garis tengah 60 cm.
2.       Ukuran vandel 70 x 50 cm dan dikelilingi benang kuning emasdi pinggirnya.
3.       Dipakai di acara-acara resmi atau pawai.


Pasal 4
L e n c a n a
1.       Berbentuk segitiga sama kaki. Tinggi sama yakni 3 cm, terbuatdari logam.
2.       Warna lencana sesuai dengan warna lambang.
3.       Dipakai pada jilbab sebelah kiri
4.       Lencana harus dipakai pada pertemuan-pertemuan, rapat-rapatyang resmi.

Pasal 5
B e n d e r a
1.       Bendera berbentuk empat persegi panjang, ukuran 120 \ 90 cm, berlaku untuk semua tingkatan pimpinan organisasi.
2.       Terbuat dan kain warna hijau tua dan penulisan lambangnya bisa dibatik/ cetak/ sablon atau dibordir.
3.       Ukuran Lambang dengan alas dan tinggi 50 crn, dengan warna menurut warna lambang.
4.       Dipakai/ dikibarkan pada upacara-upacara resmi.
5.       Bendera tidak diperkenankan diberi garis tepi.

Pasal 6
Senat Band
1.       Lebar senat band 5 cm dan panjang 50 x 2 cm.
2.       Warna (luar) hitam, kuning dan hijau tua. Pada ujung senat ada emblem/ bandul berupa lencana IPPNU di dalam ruang segi lima sama sisi ukuran 5 cm.
3.       Wamadasar emblem/ bandul, hijau muda dengan tepi warna hijau tua selebar 1 /2 cm,
4.       Dipakai dalam upacara resmi.

BAB II
LAMBANG OLAH RAGA

Pasal 7
Bentuk dan Isi
1.       Lambang olah raga berbentuk segitiga.
2.       Warna dasar hijau tua, melingkar warna kuning di tepinya dengan diapit dua lingkaran putih.
3.       Isi lambang :
-          Bintang sembilan yang sebuah besar di tengah, warna kuning.
-          Lima lingkaran atau ring yang satu sama lain berkaitan, wama kuning.
-          Obor warna putih dan api warna ungu yang menyala merah.

Pasal 8
Tafsir Lambang
1.       Warna hijau, kuning, putih sama artinya dengan warna lambang yang ada pada organisasi.
2.       Obor adalah lambang olahraga yang berarti gelora api perjuangan dalam mencapai prestasi, terutama dalam bidang olah raga.
3.       Ring lima buah, rukun Islam yang berarti dalam segala tindak tanduk olahragawati IPPNU senantiasa dijiwai oleh rukun Islam.
4.       Ring berkaitan satu sama lain berarti dalam menuju prestasi satu sama lain saling bahu membahu mendukung usaha rekannya secara sportif, saling asah, asih dan asuh.

Pasal 9
Bendera Olahraga
1.       Bentuk bendera olahraga empat persegi panjang ukuran 120 x 90 cm berlaku untuk semua tingkatan organisasi.
2.       Warna dasar hijau muda dan di tengahnya lambang olahraga berukuran garis tengah 45 cm.
3.       Dipakai khusus dalam pertandingan-pertandingan olahraga.

Pasal 10
Badge Olahraga
1.       Badge (dibaca: bed) olahraga berukuran garis tengah 7 en berbentuk bulatan lambang olahraga.
2.       Dibuat dari kain, disablon dan dipakai di dada sebelah kiri pada baju, kaos atau jaket olahraga.

BAB III
KARTU TANDA ANGGOTA (KTA)

Pasal 11
Petunjuk Teknis
1.       Jenis kertas/kartu bebas
2.       Warna kertas putih polos dan semua tulisan berwarna hijau sesuai warna logo.
3.       Ukuran kartu yang dipakai 9 x 5,5 cm dalam bentuk persegi panjang.
4.       Tampak gambar KTA dari depan, di sebelah kanan terdapat logo IPPNU dan di sebelah kiri terdapat tulisan KTA. IPPNU (tidak Disingkat penulisannya) serta alamat Sekretariat PC. IPPNU dan dibawahnya ada garis hitam ful.
5.       Di bawah garis hitam full terdapat tulisan Moto IPPNU.
6.       Di bawah Moto ada garis u$ntuk tanda tangan atau cap jempol serta dan di bawahnya ada penulisan Nomor KTA.
7.       Nomor KTA diawali oleh kode PW. IPPNU yang sudah ditetapkan oleh PP kemudian dilanjutkan dengan peno-moran PC. IPPNU (yang disesuaikan dengan nomor Kodya masing-masing) dan diakhiri dengan nomor anggota.
8.       Nomor KTA terdiri atas 10 digit (termasuk nomor kode PW dan PC).
9.       Di sebelah klri ada kolom untuk photo ukuran 2x3
10.    KTA ditempel photo ukuran 3x4 hitam putih.
11.    KTA ditandatangani oleh Pimpinan Cabang IPPNU (Ketua dan Sekretaris) serta distempel oleh PC yang bersangkutan.
12.    Masa berlaku KTA disesuaikan dengan periodesasi PC. IPPNU.
13.    KTA dilaminating.
14.    Bagi segenap jajaran pengurus di semua tingkatan, KTA dibuat berdasarkan domisili masing-masing. Contoh; pengurus pusat yang berdomisili di Jakarta Utara, maka KTA dibuat oleh PC. IPPNU Jakarta Utara dan seterusnya.
15.    Hal-hal yang belum dibahas dapat diusulkan kemudian
16.    Fungsi KTA IPPNU lebih diprioritaskan 
Pasal 12
Nomor Kode KTA. PW. IPPNU

NOMOR  PW. IPPNU  KODE WILAYAH
Penomeran berupa angka latin dg jumlah digit 2 (dua)
PW. NANGROEACEH DS.                           X
PW. SUMATRA UTARA                                XX
PW. SUMATRA BARAT                                 XXX
PW. SUMATRA SELATAN                            XL
PW. RIAU                                                          L
PW. BANGKA BELITUNG                             LX
PW. BENGKULU                                             LXX
PW. JAMBI                                                        LXXX
PW. LAMPUNG                                               XC
PW. OKI JAKARTA                                         C
PW. JAWA BARAT                                         CX
PW. BANTEN                                                   CXX
PW. JAWATENGAH                                       CXXX
PW. Dl JOGJAKARTA                                    CXL
PW. JAWATIMUR                                           13cl
PW. KALIMANTAN BARAT                           CLX
PW. KALIMANTAN TIMUR                           CLXX
PW. KALIMANTAN SELATAN                      CLXXX
PW. KALIMANTAN TENGAH                       CXC
PW. BALI                                                           CC
PW. SULAWESI SELATAN                           CCX
PW. SULAWESI UTARA                               CCXX
PW. SULAWESI TENGAH                            CCXXX
PW. GORONTALO                                        CCXL
PW. SULAWESI TENGGARA                      CCL
PW. NUSA TENGGARA TIMUR                  CCLX
PW. NUSA TENGGARA BARAT                 CCLXX
PW. MALUKU                                                  CCXC
PW. PAPUA                                                      CCC
Contoh :               PW. IPPNU DKI JAKARTA
(13.020.00036)







BAB IV
PAKAIAN RESMI

Pasal 13
Seragam Resmi
1.       Rok panjang (model A) berwarna hitam.
2.       Jas berwarna abu-abu kehijauan (makna filosofi: abu-abu, kepelajaran sedangkan kehijauan, Jam'iyah Nahdlatul Ulama).
3.       Bentuk/mode jas lengan panjang dengan dua buah saku bawah.
4.       Di dada kiri terdapat tulisan IPPNU dan tingkatan organisasi (contoh: Pimpinan Pusat IPPNU), sedangkan di dada sebelah kanan mengenakan papan narna. Lengan sebelah kin atas diberi lambang IPPNU.
5.       Baju berwarna putih.
6.       Jilbab putih.
7.       Sepatu hitam
8.       Di dada berkalungkan Senat band yang berbandul lambang IPPNU.

Pasal 14
Pakaian Seragam PK
1.       Baju warna putih
2.       Di dada sebelah kiri tertempal lambang IPPNU dan dada sebelah kanan nama anggota.
3.       Lengan sebelah kanan tertulis nama Sekolah.
4.       Lengan sebelah kiri tertulis Pimpir, ~n Cabang IPPNU tempat Lembaga tersebut berdiri.

Pasal 15
Penggunaan Seragam Resmi IPPNU.
Penggunaan seragam resmi IPPNU pada acara-acara resmi, yaitu:
1.     Forum-forum seremonial dari tingkat Pusat sampai Ranting.
2.     Forum Permusyawaratan dari tingkat pusat sampai ranting khusus bagi Pimpinan Sidang,
3.     Forum-forum pengkaderan dan pelantikan.
4.       Menghadiri undangan yang mengatas namakan organisasi IPPNU baik di dalam maupun di luar IPPNU.

Pasal 16
Kostum Olahraga
a.       Celana panjang warna biru tua.
b.       Kaos panjang samping berbelah 10 Cm dan berlengan panjang manset berwarna putih dari di atas saku sebelah luar diletakkan badge olahraga.
c.        Kaos bagian belakang sebelah atas melingkar tulisan IPPNU dan sebelah bawah singkatan organisasinya.






BAB V
PANGGILAN, MARS DAN HIMNE

Pasal 17
Panggilan
Panggilan/ sebutan resmi bagi warga IPPNU adalah rekanita. Panggilan/ sebutan ini berlaku dalam percakapan sehari-hari surat menyurat, dalam sidang dan lain sebagainya.

Pasal 18
Mars
a.       Pencipta Mars IPPNU : Mochtar Embut (lagu)
b.       Disempurnakan oleh : Mahbub Junaidi (sajak)
c.        Mars IPPNU dilengkapi dengan not angka dan akord gitar.
d.       Mars IPPNU dinyanyikan pada upacara-upacara resmi organisasi
e.       TeksMars IPPNU terlampir.

Pasal 19
Himne Pelajar
Himne Pelajar terlampir

BAB VI
LAIN-LAIN

Pasat 20
Penutup
Demikian Peraturan Organisasi dan Administrasi yang telah dibuat dan untuk hal-hal yang belum termuat dalam keputusan ini akan ditentukan datam peraturan/ keputusun pimpinan.

Ditetapkan di    :   Medan,
PadaTanggal   : 21 Agustus 2005

PIMPINAN SIDANG KOMISI A
KONFERENSI BESAR (KONBES) IPPNU



                    NADHOMAH ALFIAH                                                         M A R I N I

                                 K e t u a                                                                        Sekretaris